SATUAN
ACARA PENYULUHAN
PENANGANAN
KEJANG DEMAM PADA ANAK
- 1. Identifikasi masalah : kejang demam pada anak
- 2. Pengantar :
Ø Bidang
studi : ilmu kesehatan anak
Ø Topik
: penanganan kejang demam
Ø Sub
topik : penanganan terjadinya kejang demam pada anak
Ø Sasaran
: ibu-ibu
Ø Hari/tanggal
: kamis, 6 Desember 2012
Ø Jam
: 15.00 wita
Ø Waktu
dan Tempat :30 menit, puskesmas kawua
- 3. Tujuan
Ø Tujuan
instruksional umum : Setelah
mengikuti penyuluhan selama 1x 60 menit diharapkan masyarakat khusus ibu-ibu
mampu mengetahui bagaiman pencegahan terjadinya kejang demam pada Anak agar
tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Ø Tujuan
istruksioanal khusus :
1. Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui apa
yang dimaksud dengan kejang demam
2. Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui
tanda dan gejala kejang demam pada anak
3. Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui
bagaimana penanganan yang harus diberikan pada saat anak mengalami kejang demam
4.
Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui
mekanisme terjadinya kejang demam
5. Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui
cara alternative yang digunakan saat anak mengalami kejang demam
6. Masyarakat (ibu-ibu) mengetahui
bagaimana sikap dalam menghadapi anak dengan kejang demam
7. Masyarakat (Ibu-ibu) mengetahui pola
hidup bersih dan sehat sangat berpengaruh pada proses terjadinya kejang demam
- 4. Materi : Terlampir
- 5. Metoda :
·
Ceramah
· Tanya Jawab
- 6. Media :
Ø Leaflet
Ø Camera digital untuk
pendokumentasian
- 7. Kegiatan pembelajaran
JAM/WAKTU
|
KEGIATAN
PENYULUHAN
|
KEGIATAN
PESERTA
|
5
Menit
|
Orientasi
· Memberi salam
· Mengingatkan kontrak
·
Menjelaskan
maksud dan tujuan
· Menanyakan kesediaan
· apersepsi
|
Menjawab
salam
Peserta
ingat dengan kontrak
Kooperatif,peserta
mengerti tujuan
Klien
bersedia
Klien
mampu menjawab pertanyaan
|
20
Menit
|
Kerja
· menjelaskan pengertian polio
·
|
Klien
mendengarkan penjelasan
|
5
Menit
|
· Melakukan evaluasi
· Memberi salam penutup
|
Peserta
mampu menjawab pertanyaan
Menjawab
salam
|
- 8. Pengesahan
Nama
mahasiswa : syntia umbur
Nama
Pembimbing : Bpk. Abd. Farid Lewa, SKM. M. PH
- 9. Evaluasi :
1.
Evaluasi persiapan
a. Materi sudah siap 3hari sebelum
dilakukan pembelajaran
b. Media sudah siap 2hari sebelum
penkes
c. Undangan sudah diedarkan 3hari
sebelum dilakukan pembelajaran
d. Tempat sudah siap 2hari sebelum
penkes
e. SAP sudah siap 2hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. 75% peserta datang tepat waktu
b. Audiens memperhatikan pendidikan
kesehatan dari pembelajaran
c. Media dapat digunakan dengan baik
3. Evaluasi Hasil
a. Apa yang dimaksud dengan kejang
demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab
dengan benar
b. Sebutkan tanda dan gejala kejang
demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat
menyebutkan beberapa tanda dan gejala kejang demam dari yang telah dijelaskan
oleh narasumber
c. Bagaimana penanganan kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab
dengan benar
d. Bagaimana mekanisme terjadinya
kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) mengerti
mekanisme terjadinya kejang demam
e. Cara alternative apa yang baik
digunakan dalam penanganan kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) menjelaskan
cara alternative yang digunakan saat anak mengalami kejang demam
f. Bagaimana sikap kita dalam
mengetahui jika anak kita mengalami kejang demam?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat
menjelaskan cara mengahadapi ketika anak mengalami kejang demam
g. Bagaimana cara menerapkan pola hidup
bersih dan sehat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan?
·
Masyarakat (ibu-ibu) dapat menjawab
serta menjelaskan pola hidup bersih dan sehat serta fungsinya
- 10. Lampiran materi
MATERI
DEFINISI
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai
pada anak–anak yang berusia dibawah 5 tahun, gejala–gejala yang timbul dapat
bermacam–macam tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang
demam yang terjadi pada anak adalah kejang umum .
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan
sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan
listrik serebral yang berlebihan (Betz & Sowden,2002).
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang
menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral
yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
PENYEBAB
KEJANG DEMAM
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang
demam berulang antara lain:
1.
Usia < 15 bulan saat kejang demam
pertama
2.
Riwayat kejang demam dalam keluarga
3.
Kejang demam terjadi segera setelah
mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
4.
Riwayat demam yang sering
5.
Infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut, exantema subitum,
bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987; Soetomenggolo, 1989).
Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti tonsillitis,
faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak
(morbili) dapat menyebabkan kejang demam.
6.
Produk toksik mikroorganisme
terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)
7.
Respon alergi atau keadaan imun yang
abnormal oleh karena infeksi.
8.
Perubahan keseimbangan cairan atau
elektrolit.
9.
Gabungan dari faktor-faktor diatas.
TANDA
DAN GEJALA
· Gerakan tangan, kaki dan muka yang
menyentak-nyentak atau kaku
· Bola mata berputar ke arah belakang
kepala
· Pernafasan bermasalah
· Hilang kesadaran
· Mengompol
· Muntah
· Suhu badan meningkat - biasanya
lebih dari 102 F/ 38.5 C
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM
Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua
:
1.
Kejang demam sederhana
Diagnosisnya
:
o
Umur
anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun
o
Kejang
berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
o
Kejang
bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
o
Kejang
timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
o
Pemeriksaan
saraf sebelum dan sesudah kejang normal
o
Pemeriksaan
EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan
kelainan
2.
Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya
:
o
Kejang
lama dan bersifat lokal
o
Umur
lebih dari 6 tahun
o
Frekuensi
serangan lebih dari 4 kali / tahun
o
EEG
setelah tidak demam abnormal
- Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :
1.
Kejang demam kompleks
Diagnosisnya
:
o
Umur
kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
o
Kejang
berlangsung lebih dari 15 menit
o
Kejang
bersifat fokal/multipel
o
Didapatkan
kelainan neurologis
o
EEG
abnormal
o
Frekuensi
kejang lebih dari 3 kali / tahun
o
Temperatur
kurang dari 39 derajat celcius
2.
Kejang demam sederhana
Diagnosisnya
:
o
Kejadiannya
antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun
o
Serangan
kejang kurang dari 15 menit atau singkat
o
Kejang
bersifat umum (tonik/klonik)
o
Tidak
didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
o
Frekuensi
kejang kurang dari 3 kali / tahun
o
Temperatur
lebih dari 39 derajat celcius
3.
Kejang demam berulang
Diagnosisnya
:
o
Kejang
demam timbul pada lebih dari satu episode demam
(Soetomenggolo,
1995)
Saat
anak mengalami Kejang Demam, hal hal penting yang harus kita lakukan antara
lain :
- Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.
- Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau tajam
- Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir keluar darimulut
- Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya sendiri.
- Hubungi dokter anak anda
- Tenang, ini merupakan prisip utama dalam menangani kasus2 kegawatan. Jangan memegang anak untuk melawan kejang
Pencegahan
Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang
demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit.
Namun, jika anda melihat akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya
berikan acetaminophen (Tylenol, others) atau ibuprofen (advil, motrin, others)
begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang. Demam juga dapat
dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak memakai pakaian yang
terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang dapat menyebabkan
Reye’s Syndrome.
Obat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat mengurangi resiko kejang, yaitu
Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan divalproex sodium (depekote),
rectal diazepam (valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini memiliki kelemahan
karena adanya resiko efek samping yang serius pada anak. Untuk itu, obat-obatan
tersebut jarang diberikan kepeda pasien karena sebagian besar kejang demam
tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap tumbuh sehat walau mengalami kejang
demam ini.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking